Sabtu, 30 Juni 2012

JAKARTA – Deputi SDM Bidang Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN&RB), Ramli Naibaho mengatakan bahwa seleksi CPNS reguler akan digelar paling lambat bulan Oktober tahun ini. Pelaksanaan seleksi CPNS ini, kata Ramli, akan melibatkan konsorsium perguruan tinggi negeri (PTN) dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.


“Mulai tahun ini seleksi CPNS reguler tingkat kesulitannya lebih tinggi. Tes dilakukan berjenjang dan soalnya dibuat oleh konsorsium perguruan tinggi negeri. Jadi daerah tidak lagi menggandeng universitas setempat karena materinya sudah disiapkan pusat,” tegas Ramli Naibaho yang dihubungi JPNN, Kamis (28/6).


Bahan tes CPNS ini, lanjutnya, disesuaikan dengan kemampuan daerah masing-masing. Sehingga akan ada kategori masing-masing kabupaten/kota, dan provinsi. Misalnya untuk Surabaya tingkat kesulitannya A, sedangkan Gorontalo C, dan Papua D.


“Jadi modelnya mirip tes Ujian Nasional dan UMPTN. Karena itu hasil UMPTN dan UN ini salah satunya akan dijadikan dasar untuk penetapan kategorinya. Nantinya yang akan menentukan adalah Mendikbud (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan),” terang Ramli.


Setelah ditetapkan kategorinya, master soal yang dibuat konsorsium PTN akan diserahkan ke pejabat pembina kepegawaian (PPK) dengan pengawasan internal maupun ICW (Indonesian Coruption Watch).


“Pusat tidak akan menangani penggadaan soal, itu jadi kewenangan daerah untuk menggandakannya,” ucapnya.


Untuk mengurangi kecurangan, saat penyerahan master soal, PPK wajib menandatangani surat perjanjian. Yang salah satu pointnya menyebutkan bila soal bocor (jual beli soal atau jawaban) maka PPK yang harus bertanggung jawab dan akan dipolisikan.


“Selain itu, PPK ini akan diawasi ketat oleh pengawas internal dan ICW. Apalagi seluruh pelaksanaan seleksi CPNS mulai penggadaan sampai saat tes akan diawasi ICW yang menggandeng LSM-LSM terdaftar,” tandasnya.(esy/jpnn)

YOGYAKARTA – Tiga universitas besar di Indonesia, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB), memperpanjang kerjasama mereka. Tak tanggung-tanggung, dalam kerja sama ke depan, ketiga kampus ini fokus pada pengembangan infrastruktur megaproyek jembatan Selat Sunda.


Penandatanganan kerjasama ketiga universitas dilakukan di Balai Senat UGM kemarin dan disaksikan Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Kepala Bidang Peningkatan Mutu Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UGM Harno Dwi Pranowo berkata, tim dari ketiga perguruan tinggi telah menyiapkan pembangunan jembatan Selat Sunda yang memang sudah dipesan lama oleh pemerintah.


”Dalam perencanaan ini, kami menempatkan diri sebagai akademisi dan tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Rencananya, hasil penelitian dipresentasikan tahun depan sekitar Maret–April,” ujarnya kemarin.


Menurut Harno, kajian yang dilakukan UGM, UI, dan ITB tersebut tidak hanya pada masalah kesiapan infrastruktur, tapi secara keseluruhan, termasuk faktor ekonomi dan sosial terkait keberadaan jembatan Selat Sunda. Perencanaan proyek ini dimulai dengan seminar yang juga dilakukan tahun depan.


Rektor UGM Pratikno bertutur, kesepakatan kerjasama tersebut dilakukan dalam rangka mendorong Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I) dalam bidang infrastruktur yang progresif dan berkeadilan. ”Hal ini menjadi pekerjaan berat bagi perguruan tinggi untuk ikut berkontribusi memikirkan pendidikan dalam bidang infrastruktur. Kerjasama juga dilakukan dalam bidang penelitian manajemen infrastruktur yang progresif dan berkeadilan serta pengabdian masyarakat (KKN),” imbuhnya.


Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB Wawan Gunawan A Kadir mengimbuhkan, kerjasama tersebut diharapkan mampu membangun bangsa Indonesia sesuai dengan cita-cita. Apalagi setiap perguruan tinggi memang dituntut untuk memiliki konektivitas dan integritas. ”Dengan kerja sama akan diperoleh efisiensi pekerjaan, tetapi hasil yang didapat akan jauh lebih maksimal,” imbuhnya.


Diketahui, total panjang jembatan Selat Sunda direncanakan 29 km dengan lebar 60 meter. Untuk lokasi, 50 km dari Gunung Anak Krakatau dan didesain tahan terhadap gempa serta tsunami. Jembatan Selat Sunda itu juga akan melintasi tiga pulau, yaitu Prajurit, Sanghiyang, dan Ular. Biaya studi dan jasa engineering dianggarkan Rp1,8 triliun, biaya konstruksi Rp90,2 triliun, serta waktu pelaksanaan konstruksi 6–10 tahun. (ratih keswara/koran si) (/) (rfa)








http://www.dikti.go.id/?p=2631&lang=id

Saya belajar

Bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain

Mencintai Saya

Saya hanya dapat melakukan sesuatu

Untuk orang yang saya cintai


Saya belajar

Bahwa butuh waktu bertahun-tahun

Untuk membangun kepercayaan dan hanya

Beberapa detik saja untuk menghancurkannya


Saya belajar

Bahwa sahabat terbaik bersama saya

Dapat melakukan banyak hal dan kami

Selalu memiliki waktu terbaik


Saya belajar

Bahwa orang yang saya kira

Adalah orang jahat

Justru adalah orang yang membangkitkan

Semangat hidup saya kembali serta

Orang yang begitu perhatian pada saya


Saya belajar

Bahwa persahabatan sejati senantiasa bertumbuh

Walaupun dipisahkan oleh jarak yang jauh

Beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati


Saya belajar

Bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian

Seeprti yang saya inginkan

Bukan berarti bahwa dia tidak mencintai saya


Saya belajar

Bahwa sebaik-baiknya pasangan itu

Mereka pasti pernah melukai perasaan saya

dan untuk itu saya harus memaafkannya


Saya belajar

Bahwa saya harus belajar mengampuni diri sendiri

Dan orang lain

Kalau tidak mau dikuasai perasaan

Bersalah terus menerus


Saya belajar

Bahwa lingkungan dapat mempengaruhi pribadi saya

Tapi saya harus bertanggung jawab

Untuk apa yang saya telah lakukan


Saya belajar

Bahwa dua manusia dapat melihat sebuah benda

Tapi kadang dari sudut pandang yang berbeda


Saya belajar

Bahwa tidak ada yang instant atau

Serba cepat di dunia ini

Semua butuh proses dan pertumbuhan

Kecuali saya ingin sakit hati


Saya belajar

Bahwa saya harus memilih

Apakah menguasai sikap dan emosi?

Atau sikap dan emosi itu yang menguasai diri saya?


Saya belajar

Bahwa saya punya hak untuk marah

Tetapi itu bukan berarti

Saya harus benci dan berlaku bengis


Saya belajar

Bahwa kata-kata manis tanpa tindakan

Adalah saat perpisahan dengan orang

Yang saya cintai


Saya belajar

Bahwa orang-orang yang saya kasihi

Justru sering diambil segera dari

Kehidupan saya.