Kamis, 15 November 2012

Perjalalanan hidup manusia tidak bisa di prediksi, dalam hitungan detik semua bisa berubah. Apa yang harus kita persiapkan jauh-jauh hari ? “ Tak ada “ kecuali Amal ibadah. Disekelilingku penuh dengan dinamika hidup, aku menangis, tertawa, bercanda, marah, kecewa, begitu banyak ketulusan dan kepercayaan di berikan, sampai kadang terlalu berat memikulnya, takut suatu saat aku me
ngecewakan mereka, tapi aku bersyukur karena Hanya ada satu kebahagiaan dalam hidup ini, yaitu mencintai dan di cintai.
Tidak hanya dalam konteks hubungan cinta antara dua lawan jenis, tetapi juga dalam hal persahabatan dan hubungan bisnis.

Kebahagiaan itu datang dalam diri sendiri, dan harus diciptakan.jadi berhentilah mengejar kebahagiaan sampai ujung dunia karena itu percuma selama jiwa kita selalu merasa tidak bahagia. Menikmati hidup dan bersyukur, walau tak semudah kata setidaknya berusaha menerapkan dalam kehidupan.

Aku bersyukur memiliki orangtua, sahabat sahabat, hidupku tak berarti tanpa adanya mereka … mencintai mereka dengan sederhana dan tulus … berdoa kebahagiaan dan sukses mewarnai kehidupan kita semua … Aamiinnn

suatu hari, ketika gelombang keraguan menerpa kata hati membisik lirih ...
" Jangan pernah menghentikan hari yang berlalu tetaplah ikuti alurnya bekerja dan berdoa jangan patahkan semangat juangmu, jadikan hidup penuh warna .. tersenyumlah ... maka dunia akan tersenyum bersamamu "

Ikuti kemana Hati membawamu ...

DOA

Ya Ilahi
masih pantaskah kusebut namaMU
ditengah keterpurukan
Malu menatap diri
berharap doa didengar olehMU
masih bolehkah
ku menadahkan tangan,
berharap hidayahMU
ketika keterbelakangan logika menutup kebenaran
ketakutan
keresahan
menghimpit
membuat sesak

sujudku dimalam sepi,
hanya berharap Ampunan-MU
Ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah Shalallahualaiwassalam.

Ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa hormat dan taat serta patuh kepada suaminya.

Ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa minta izin kepada suami jika hendak bepergian.

Ingin menjadi seorang isteri yang senant
iasa mengghargai dan menerima pemberian suami serta tidak akan banyak menuntut.

Ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa menjaga kehormatan diri ketika suami tak ada di rumah.

Ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa menjaga kehormatan dan harta suami dengan sebaik-baiknya.

Ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa berusaha untuk menyenangkan dan menghibur hati suami disaat suami sedang ada permasalahan.

Ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa melayani suami dengan baik dalam hal kehidupan sehari-hari dan kebutuhan batin.

Ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa menjadi penyejuk dalam rumah tangga bagi suami dan anak-anaknya.

Ingin menjadi seorang isteri yang tak segan-segan menasehati jika suami melakukan kesalahan.

Ingin menjadi seorang isteri yang lebih banyak betah di rumah.

Ingin menjadi seorang isteri yang selalu bisa memperhatikan apa yang disuka dan yang tak disuka suami.

Ingin menjadi seorang isteri yang selalu menjauhkan diri dari kumpulan orang-orang yang suka ngomongon kejelekan orang lain.

Ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa menjadi pengayom dan penuh kasih sayang dalam merawat serta mendidik anak-anaknya.

Dan ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa menjadi perhiasan terindah hanya untuk suaminya.

Itulah sebenarnya yang diinginkan oleh setiap Wanita jika ia telah menikah.

Rabu, 07 November 2012



Joseph John Thomson atau lebih dikenal sebagai J.J Thomson (1856-1940) seorang Fisikawan Inggris tercatat sebagai penemu elektron yang merupakan bagian dari atom, dia juga memperoleh nobel fisika atas penemuannya itu. Lahir di Creetham Hill, pinggiran kota Manchester pada tanggal 18 Desember 1856. Dia menjadi penceramah tahun 1883, dan menjadi profesor tahun 1918. Dia adalah professor fisika eksperimental di laboratorium Cavendish, Cambridge, dimana dia menggantikan John Strutt, 3rd Baron Rayleigh, dari tahun 1884 sampai tahun 1918 dan menjadi profesor fisika terhormat di Cambridge dan Royal Institution, London.


Dalam penelitiannya dia mempelajari bahwa tabung katoda pada kondisi vakum parsial (hampir vakum) yang diberi tegangan tinggi akan mengeluarkan “berkas sinar” dimana Thomson menyebut sinar ini sebagai “berkas sinar katoda” disebabkan berkas sinar ini berasal dari katoda (elektroda negative). Berkas sinar katoda ini apabila didekatkan dengan medan listrik negative maka akan dibelokan (berkas sinar katoda ini tertolak oleh medan negative), berdasarkan hal ini maka Thomson menyatakan bahwa berkas sinar katoda itu adalah partikel-partikel yang bermuatan negative yang ia sebut sebagai “corpuscle”.

Dia juga meyakini bahwa corpuscle itu berasal dari atom-atom logam yang dipakai sebagai elektroda pada tabung katoda. Dengan menggunakan jenis logam yang berbeda-beda sebagai elektroda yang dia gunakan pada tabung katoda maka percobaan Thomson tetap menghasilkan berkas sinar katoda yang sama. Akhirnya Thomson menyimpulkan bahwa setiap atom pasti tersusun atas corpuscle. Corpuscle yang ditemukan oleh Thomson ini kemudian disebut sebagai “electron” oleh G. Johnstone Stoney. Dari asumsi tersebut dia akhirnya meyakini bahwa atom sebenarnya tidak berbentuk masiv (berbentuk bulatan yang pejal) akan tetapi tersusun atas komponen-komponen penyususun atom.

Di alam atom berada dalam keadaan yang stabil dan memiliki muatan yang netral, dengan demikian Thomson lebih lanjut mengasumsikan bahwa didalam atom itu sendiri pasti terdapat bagian yang bermuatan positif. Dari asumsi tersebut maka Thomson mengajukan struktur atom sebagai bulatan awan bermuatan posistif dengan elektron yang terdistribusi random di dalamnya. Model atom Thomson ini lebih dikenal sebagai “plum pudding model” atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “model roti kismis”. Untuk memudahkan membayangkan model atom ini maka Anda harus membayangkan sebuah roti dalam bentuk bola yang didalamnya terdapat kismis yang menyebar merata secara random.

Selasa, 06 November 2012

aasseeeekkkkkkkk...
Super Junioran duluuu.... :D

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya. “Ibu, mengapa Ibu menangis?”. Ibunya menjawab, “Sebab aku wanita”. “Aku tak mengerti” kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan
memeluknya erat. “Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti….”
Kemudian anak itu bertanya pada ayahnya. “Ayah, mengapa Ibu menangis?, Ibu menangis tanpa sebab yang jelas”. sang ayah menjawab, “Semua wanita memang sering menangis tanpa alasan”. Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Sampai kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, “Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?”
Dalam mimpinya ia merasa seolah Tuhan menjawab, “Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali ia menerima cerca dari anaknya itu. Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat
semua orang sudah putus asa.
Kepada wanita, Kuberikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk
mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya
melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukannya tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak.
Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau
seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.
Dan akhirnya Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapan pun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan”. (Zuriati Ibrahim from milist ingatan)

Minggu, 04 November 2012


Dikalangan tertentu pacaran tidak dikenal, pun mereka tahu tetapi cenderung menghindari karena menganggap gaya itu tidak lagi mutlak dilakukan pada masa pranikah. Selain dinilai tidak sesuai dengan norma agama -ini terbukti dari pengalaman sepanjang sejarah keberadaan manusia bahwa pacaran cenderung kelewat batas bahkan tidak sedikit yang amoral- juga berkembangnya pemikiran bahwa satu kesia-siaan saja berjalan bersama orang yang belum tentu 100 % menjadi pasangannya. Ya, bagaimana mungkin bisa meyakinkan bahwa orang yang saat ini berjalan bersamanya memiliki komitmen untuk tetap ‘setia’ sampai ke jenjang pernikahan, la wong sudah sekian tahun berpacaran ternyata wacananya hanya sebatas curhat-curhatan dan take n give yang tak berdasar, tidak meningkat pada satu tindakan gentle, menikah! Atau setidaknya mengajukan surat lamaran ke orangtua si gadis. Berbagai dalih dan argumentasi pun meluncur untuk mengkamuflasekan ketidakgentle-annya itu, yang kemudian semua orang pun tahu itu cuma lips service dari orang yang tidak benar-benar dewasa alias childish.
Kedewasaan, ukurannya tidak terwakili hanya oleh umurnya yang diatas seperempat abad misalnya, tetapi juga pada sikap diri, attitude yang tertampilkan dalam kesehariannya. Dalam dunia pekerjaan, sikap dewasa dapat dilihat dari profesionalisme kerja, termasuk didalamnya kedisplinan. Dalam hubungan interelasi, bijaksana, proporsional dalam bersikap dan berbicara bisa jadi satu parameter kedewasaan. Nah yang menjadi masalahnya kemudian, tidak sedikit orang yang seharusnya bersikap dewasa justru memamerkan sifat kekanakkan saat berkesempatan bersama pasangannya, sikap yang dipraktekkan secara tidak proporsional dari ungkapan kasih sayang dan pengorbanan.
Orang terlihat dewasa mungkin hanya dari fisiknya saja, namun sisi lainnya seringkali luput dari perhatian. Padahal kedewasaan jelas meliputi beberapa aspek yang sekiranya patut diperhatikan dalam memilih pasangan yang kelak dinominasikan untuk menjadi pasangan hidup. Dewasa secara fisik, dimana organ-organ reproduksi telah berfungsi secara optimal yang ditandai dengan produksi sperma yang baik pada pria dan produksi sel telur yang memadai pada wanita. Selain perkembangan sel-sel otot tubuh menandakan –sekaligus membedakan- pria dan wanita. Dewasa secara psikologis, yang ditandai dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan konflik-konflik yang terjadi dalam kehidupan, serta mampu menjalani hubungan interdependensi. Ini penting untuk diperhatikan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan bersama dalam pernikahan. Dewasa secara sosial-ekonomi ditampakkan dalam kemampuan seseorang untuk membiayai kebutuhan hidup yang layak sebagai suami-istri. Tentu hal ini terkait dengan adanya pekerjaan yang jelas serta penghasilan yang tetap, serta kesadaran akan meningkatnya biaya kehidupan dari waktu ke waktu seiring dengan bertambahnya anggota keluarga kelak.
Berdasarkan aspek kedewasaan diatas, maka wajarlah jika disatu sisi justru ada orang yang enggan berpacaran. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa pacaran selain tidak diajarkan dalam agama Islam karena melanggar norma yang digariskan, juga dianggap ‘buang-buang waktu’, ‘wujud ketidakgentle-an’, ‘aktifitas sia-sia’ dan lain-lain. Namun sekedar diketahui, bahwa diluar itu ada sebagian yang memang benar-benar takut untuk mencintai, dicintai dan bahkan takut jatuh cinta. Dalam psikologi, orang-orang ini mungkin dianggap terkena sindrom fear of intimacy, satu kondisi yang disebabkan oleh ketakutan yang teramat sangat untuk menerima resiko kenyataan di kemudian hari. Seperti ditulis astaga.com, menurut psikolog Robert W Firestone dan Joyce Catlett, fear of intimacy ini adalah salah satu perwujudan dari pertahanan psikologis, yang lebih merupakan cermin dari pikiran dan sikap negatif atas hal-hal yang dilihat dan dipelajarinya waktu kecil.
Maka kemudian, Islam mengenal ‘pacaran’ dalam kemasan yang berbeda. Ustadz Ihsan Arlansyah Tanjung, konsultan keluarga sakinah di situs eramuslim sering mengatakan bahwa pacaran akronim dari ‘pakai cara nikah’. Ya, Islam hanya mengajarkan bentuk-bentuk curahan kasih sayang dan cinta itu setelah melalui satu proses sakral yakni pernikahan. Sementara proses pranikah yang dilakukan untuk saling mengenal antara calon pria dan wanita biasa disebut proses ta’aruf (perkenalan). Yang penting dari ta’aruf adalah saling mengenal antara kedua belah pihak, saling memberitahu keadaan keluarga masing-masing, saling memberi tahu harapan dan prinsip hidup, saling mengungkapkan apa yang disukai dan tidak disukai, dan seterusnya. Kaidah-kaidah yang perlu dijaga dalam proses ini antar lain nondefensif, tidak bereaksi berlebihan pada feedback negatif, serta terbuka untuk mencoba pengalaman-pengalaman baru, Jujur, tidak curang, berbohong dan punya sense of integrity yang kuat, Menghormati batas-batas, prioritas dan tujuan calon pasangan yang menyangkut diri mereka maupun tidak, Pengertian, empati, dan tidak mengubah pasangannya sedemikian rupa serta tidak mengontrol, manipulatif, apalagi mengancam pasangan dalam bentuk apa pun.
Dalam tahap ini anda dan dia bisa saling mengukur diri apakah cocok satu sama lain atau tidak. Masing-masing pihak masih harus sama-sama membuka options/kemungkinan batal atau jadi. Maka umumnya dilakukan tanpa terlebih dahulu melibatkan orangtua agar tidak menimbulkan kesan ‘harga jadi’ dan tidak ada lagi proses tawar menawar, sehingga jika pun gagal/batal tidak ada konsekuensi apa-apa. Karena jika sudah sampai menemui orangtua berarti secara samar maupun terang-terangan seorang pria sudah menunjukkan niat untuk memperistri si wanita. Yang perlu jadi ingatan, seringkali pasangan-pasangan itu terjebak dalam aktifitas pacaran yang terbungkus sampul ta’aruf. Apa namanya bukan pacaran kalau ada rutinitas kunjungan yang melegitimasi silaturahmi dengan embel-embel ‘ingin lebih kenal’.
Jika sudah mantap atas pilihan masing-masing barulah kemudian melibatkan orang tua dalam proses selanjutnya, lamaran (khitbah). Untuk khitbah tak ada aturan yang kaku, yang penting dalam masa penjajagan keduanya berkenalan dan saling mengungkap apa yang disukai dan tidak disukai, saling mengungkap apa visi misi dalam pernikahan dan seterusnya. Tentunya khitbah harus tetap mengikuti aturan pergaulan Islami, tak berkhalwat, tak mengumbar pandangan, tak menimbulkan zina mata, hati (apalagi badan), tak membicarakan hal-hal yang termasuk kejahatan dan sebagainya.
Yang perlu disadari, khitbah mirip jual beli, dalam masa tawar menawar bisa jadi, bisa juga batal. Pembatalannya harus tetap sopan menurut aturan Islami, tidak menyakiti hati dengan kata-kata yang kasar, tidak membicarakan aib yang sempat diketahui dalam khitbah kepada orang lain. Namun sebagaimana jual beli harus ada prinsip kedua belah pihak ridho. Khitbah baru bisa berlanjut ke pernikahan jika kedua pihak ridho, jika salah satu membatalkan proses tawar menawar maka pernikahan tak akan jadi. Kalaupun dibatalkan (meski mungkin menyakitkan), harus ada alasan yang kuat untuk salah satu pihak membatalkan rencana nikah yang sudah matang. Sebab Islam melarang ummatnya saling menyakiti tanpa alasan. Jadi jika ada yang ragu (dengan alasan yang benar) sebelum menikah, sebaiknya membatalkan sebelum terlanjur.
Adapun jarak antara khitbah dan akad nikah, tidak ada aturan yang menjelaskan harus berapa lama, tentu dalam hal ini masing-masing pihak bisa mengukurnya sendiri. Satu hari bisa jadi sudah deadline bagi pria-wanita yang sudah sedemikian menggebunya hingga khawatir terjerumus kepada dosa zina. Namun jika bisa merasa ‘aman’ dengan menunda beberapa waktu tidak masalah.
Jadi, jika segalanya sudah terencana dengan matang dan baik, seperti kata seorang bijak, jika berani menyelam ke dasar laut, mengapa terus bermain di kubangan, kalau siap berperang mengapa cuma bermimpi menjadi pahlawan … Wallahu a’lam bishshowaab (Abinya Hufha)


Senin, 02 Juli 2012

BANDUNG, KOMPAS.com — Institut Teknologi Bandung (ITB) mengalokasikan beasiswa Rp 139 miliar dari total perputaran uang Rp 1 triliun setiap tahun. Rektor ITB Akhmaloka mengatakan, beasiswa tersebut tidak hanya berasal dari dana milik ITB sendiri atau sumbangan para alumnus, tetapi juga berasal dari berbagai pemangku kepentingan yang ikut dan berkontribusi dalam dunia pendidikan.
“ITB itu setiap tahun menyediakan dana Rp139 miliar untuk beasiswa bagi para mahasiswanya,” ujar Akhmaloka, di Bandung, Senin (25/6/2012).
Beasiswa itu menurutnya terbagi dalam dua kategori, yaitu beasiswa bagi kalangan tidak mampu dan beasiswa bagi mahasiswa berprestasi. “Tentu ada juga kombinasi antara beasiswa bagi yang tidak mampu dan berprestasi, itu hal yang biasa,” katanya.
Menurut dia, sekitar 20 persen dari jumlah mahasiswa ITB setiap tahunnya berasal dari kalangan tidak mampu. Pada 2012, dari total 3.400 kursi yang disediakan ITB, sekitar 800 kursi dialokasikan bagi mahasiswa tidak mampu dalam program beasiswa bidik misi.
Selain program bidik misi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Akhmaloka menjelaskan, ITB juga menyediakan beasiswa dalam program Beasiswa ITB Untuk Semua (BIUS) yang melibatkan pihak ketiga dan juga sumbangan alumnus, serta beasiswa dari berbagai pemerintah provinsi. ITB, kata Akhmaloka, juga memberikan beasiswa sistem voucer untuk membebaskan biaya pangkal, terutama bagi mahasiswa program pasca-sarjana yang berprestasi.
Untuk tahun akademik 2012, Akhmaloka mengatakan, saat ini proses verifikasi bagi calon mahasiswa yang meminta keringanan biaya masih berlangsung. Dari jalur undangan, ITB telah memperoleh 600 calon mahasiswa program bidik misi. Sisanya sebanyak 200 orang akan dipenuhi dari jalur tes tertulis seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) yang hasilnya akan diumumkan pada 7 Juli 2012.

Sumber: Kompas

Sabtu, 30 Juni 2012

JAKARTA – Deputi SDM Bidang Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN&RB), Ramli Naibaho mengatakan bahwa seleksi CPNS reguler akan digelar paling lambat bulan Oktober tahun ini. Pelaksanaan seleksi CPNS ini, kata Ramli, akan melibatkan konsorsium perguruan tinggi negeri (PTN) dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.


“Mulai tahun ini seleksi CPNS reguler tingkat kesulitannya lebih tinggi. Tes dilakukan berjenjang dan soalnya dibuat oleh konsorsium perguruan tinggi negeri. Jadi daerah tidak lagi menggandeng universitas setempat karena materinya sudah disiapkan pusat,” tegas Ramli Naibaho yang dihubungi JPNN, Kamis (28/6).


Bahan tes CPNS ini, lanjutnya, disesuaikan dengan kemampuan daerah masing-masing. Sehingga akan ada kategori masing-masing kabupaten/kota, dan provinsi. Misalnya untuk Surabaya tingkat kesulitannya A, sedangkan Gorontalo C, dan Papua D.


“Jadi modelnya mirip tes Ujian Nasional dan UMPTN. Karena itu hasil UMPTN dan UN ini salah satunya akan dijadikan dasar untuk penetapan kategorinya. Nantinya yang akan menentukan adalah Mendikbud (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan),” terang Ramli.


Setelah ditetapkan kategorinya, master soal yang dibuat konsorsium PTN akan diserahkan ke pejabat pembina kepegawaian (PPK) dengan pengawasan internal maupun ICW (Indonesian Coruption Watch).


“Pusat tidak akan menangani penggadaan soal, itu jadi kewenangan daerah untuk menggandakannya,” ucapnya.


Untuk mengurangi kecurangan, saat penyerahan master soal, PPK wajib menandatangani surat perjanjian. Yang salah satu pointnya menyebutkan bila soal bocor (jual beli soal atau jawaban) maka PPK yang harus bertanggung jawab dan akan dipolisikan.


“Selain itu, PPK ini akan diawasi ketat oleh pengawas internal dan ICW. Apalagi seluruh pelaksanaan seleksi CPNS mulai penggadaan sampai saat tes akan diawasi ICW yang menggandeng LSM-LSM terdaftar,” tandasnya.(esy/jpnn)

YOGYAKARTA – Tiga universitas besar di Indonesia, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB), memperpanjang kerjasama mereka. Tak tanggung-tanggung, dalam kerja sama ke depan, ketiga kampus ini fokus pada pengembangan infrastruktur megaproyek jembatan Selat Sunda.


Penandatanganan kerjasama ketiga universitas dilakukan di Balai Senat UGM kemarin dan disaksikan Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Kepala Bidang Peningkatan Mutu Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UGM Harno Dwi Pranowo berkata, tim dari ketiga perguruan tinggi telah menyiapkan pembangunan jembatan Selat Sunda yang memang sudah dipesan lama oleh pemerintah.


”Dalam perencanaan ini, kami menempatkan diri sebagai akademisi dan tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Rencananya, hasil penelitian dipresentasikan tahun depan sekitar Maret–April,” ujarnya kemarin.


Menurut Harno, kajian yang dilakukan UGM, UI, dan ITB tersebut tidak hanya pada masalah kesiapan infrastruktur, tapi secara keseluruhan, termasuk faktor ekonomi dan sosial terkait keberadaan jembatan Selat Sunda. Perencanaan proyek ini dimulai dengan seminar yang juga dilakukan tahun depan.


Rektor UGM Pratikno bertutur, kesepakatan kerjasama tersebut dilakukan dalam rangka mendorong Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I) dalam bidang infrastruktur yang progresif dan berkeadilan. ”Hal ini menjadi pekerjaan berat bagi perguruan tinggi untuk ikut berkontribusi memikirkan pendidikan dalam bidang infrastruktur. Kerjasama juga dilakukan dalam bidang penelitian manajemen infrastruktur yang progresif dan berkeadilan serta pengabdian masyarakat (KKN),” imbuhnya.


Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB Wawan Gunawan A Kadir mengimbuhkan, kerjasama tersebut diharapkan mampu membangun bangsa Indonesia sesuai dengan cita-cita. Apalagi setiap perguruan tinggi memang dituntut untuk memiliki konektivitas dan integritas. ”Dengan kerja sama akan diperoleh efisiensi pekerjaan, tetapi hasil yang didapat akan jauh lebih maksimal,” imbuhnya.


Diketahui, total panjang jembatan Selat Sunda direncanakan 29 km dengan lebar 60 meter. Untuk lokasi, 50 km dari Gunung Anak Krakatau dan didesain tahan terhadap gempa serta tsunami. Jembatan Selat Sunda itu juga akan melintasi tiga pulau, yaitu Prajurit, Sanghiyang, dan Ular. Biaya studi dan jasa engineering dianggarkan Rp1,8 triliun, biaya konstruksi Rp90,2 triliun, serta waktu pelaksanaan konstruksi 6–10 tahun. (ratih keswara/koran si) (/) (rfa)








http://www.dikti.go.id/?p=2631&lang=id

Saya belajar

Bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain

Mencintai Saya

Saya hanya dapat melakukan sesuatu

Untuk orang yang saya cintai


Saya belajar

Bahwa butuh waktu bertahun-tahun

Untuk membangun kepercayaan dan hanya

Beberapa detik saja untuk menghancurkannya


Saya belajar

Bahwa sahabat terbaik bersama saya

Dapat melakukan banyak hal dan kami

Selalu memiliki waktu terbaik


Saya belajar

Bahwa orang yang saya kira

Adalah orang jahat

Justru adalah orang yang membangkitkan

Semangat hidup saya kembali serta

Orang yang begitu perhatian pada saya


Saya belajar

Bahwa persahabatan sejati senantiasa bertumbuh

Walaupun dipisahkan oleh jarak yang jauh

Beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati


Saya belajar

Bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian

Seeprti yang saya inginkan

Bukan berarti bahwa dia tidak mencintai saya


Saya belajar

Bahwa sebaik-baiknya pasangan itu

Mereka pasti pernah melukai perasaan saya

dan untuk itu saya harus memaafkannya


Saya belajar

Bahwa saya harus belajar mengampuni diri sendiri

Dan orang lain

Kalau tidak mau dikuasai perasaan

Bersalah terus menerus


Saya belajar

Bahwa lingkungan dapat mempengaruhi pribadi saya

Tapi saya harus bertanggung jawab

Untuk apa yang saya telah lakukan


Saya belajar

Bahwa dua manusia dapat melihat sebuah benda

Tapi kadang dari sudut pandang yang berbeda


Saya belajar

Bahwa tidak ada yang instant atau

Serba cepat di dunia ini

Semua butuh proses dan pertumbuhan

Kecuali saya ingin sakit hati


Saya belajar

Bahwa saya harus memilih

Apakah menguasai sikap dan emosi?

Atau sikap dan emosi itu yang menguasai diri saya?


Saya belajar

Bahwa saya punya hak untuk marah

Tetapi itu bukan berarti

Saya harus benci dan berlaku bengis


Saya belajar

Bahwa kata-kata manis tanpa tindakan

Adalah saat perpisahan dengan orang

Yang saya cintai


Saya belajar

Bahwa orang-orang yang saya kasihi

Justru sering diambil segera dari

Kehidupan saya.