“Mungkin akan ada banyak orang yang menertawakan atas pilihanmu, tapi tak usah takut. Ini yang terbaik untukmu… Yakinlah, ada harga yang harus kau bayar untuk mendapatkan pencapaian kebahagianmu, tidak mudah memang tapi kau akan menuai hasilnya. Bukan mereka yang merasakannya, bukan mereka pula yang mengerti siapa dirimu dan dirinya.”
Itu yang selalu aku ucapkan ketika aku becermin. Ada apa ini? Iya …. Setelah dia memilih untuk pergi, disini aku malah tetap bertahan pada perasaan ini untuk nya. Banyak yang bertanya Mengapa.. Dan banyak juga menyuruh untuk mencari yang lain… Bukan itu, sungguh bukan itu yang aku butuhkan.
Dia memang telah pergi, tapi dia pergi untuk meninggalkan status kami yang bernama ‘pacaran’… Dia memang belum berani ‘melamar’ku karena aku masih menempuh kuliah, pasti kalian akan berkata “Ijazah bukan syarat untuk menikah”, tapi aku tau ini adalah cara dia membuat orangtuaku bahagia karna telah berhasil membuatku menjadi sarjana … Dia memang belum bisa membelikan banyak barang dan perhatian yang begitu penuh , tapi dia lakukan itu untuk menjaga kehormatanku. Semua hanya bisa dilakukan ketika sudah menikah.. Sekarang, bukan terbatas tapi memang tidak ada yang bisa dilakukan karena belum menikah, dan tidak bisa mengatas namakan ‘cinta’..
Dia memang telah pergi, tapi aku selalu percaya, perasaan kami dijaga oleh Allah, mempercayakan segala sesuatunya akan menjadi yang terbaik karena telah melibatkan Allah, dan pasti akan indah pada waktunya.
Kalian pasti akan berteriak ‘lebay’, mungkin saja aku atau dia meninggalkan perasaan ini karena terdapat jarak dan kehilangan komunikasi.
Jawabannya, kalaupun dia yang meninggalkanku.. Itu adalah urusan dia dengan Allah karena dia telah ingkari janji… Dia yang berjanji menjaga perasaan ini sampai tepat pada waktunya. Dan urusanku hanya memberikan pikiranku makanan bernama positif, bahwa ini adalah cara Allah menunjukkan bahwa kami tidak berjodoh. Kalaupun memang bukan jodohnya, aku tetap puas. Mengapa? Ini usaha kami yang terbaik, kami ya bukan aku atau dia saja yang berusaha. Toh usaha ini telah mengikuti jalan perintah Allah..
Tapi… Jika aku yang akhirnya meninggalkannya… Duh bukannya tidak mau disalahkan, tapi bagaimana bisa aku meninggalkannya jika hanya dia yang mengajarkanku arti kedewasaan… Bagaimana bisa aku mencari penggantinya jika hanya dia yang menerima fisikku seperti ini.. Bagaimana bisa aku memulai kembali dengan orang lain jika hanya dia yang menerima kekuranganku .. Bagaimana bisa aku menunggu yang lain jika hanya dia yang mengajariku tentang kesabaran dalam menunggu …
Masih belum punya alasan mengapa aku harus memilih yang lain…
Dengan saling menjaga perasaan ini dan tidak lupa mencintai Allah dan selalu melibatkan Allah dalam doa, Allah pasti akan menjaga perasaan kami dan mempersatukan kami ke dalam pernikahan. Amin
Ini aku tulis untuk kalian yang ingin menjaga jarak dan komunikasi dengan pasangan, dan mengajak kalian menghilangkan rasa takut dan menutup telinga dari omongan orang yang membuat kalian ragu. Sekali lagi, yakin lah ini cara yang terbaik untuk kalian saat ini jika kalian belum mampu untuk menikah.
@Windyku
-repost from tweetnikah.com-
0 komentar:
Posting Komentar