Hari ini....
Sudah hampir setahun pasca insiden
Setahun yang lalu, aku masih berusaha untuk meyakinkan dia yang namanya tak boleh disebut.
Tapi hari ini,
Aku berusaha meyakinkan seseorang yg lain
Seseorang yang dengannya aku merasa tenang
Seseorang yang dengannya aku merasa nyaman
Seseorang yang dengannya aku merasa segala sesuatunya jadi mudah
Seseorang yang dengannya aku merasa istimewa
Seseorang yang dengannya aku merasa dilindungi
Iya dia sangat istimewa
Bagaimana aku sampai menemukan seseorang seperti dia ini?
(mungkin) orang yang melihat, orang yang tahu, orang yang mengenalku pasti akan berkomentar seperti ini, "Kok dia? Kayak gak ada pilihan lain. Padahal yg disekelilingmu kan banyak? Kenapa harus dia? Dia seseorang yang punya nilai minus dibanding yang lain."
Tidak hanya mungkin, tapi pasti.
Pasti orang-orang yang tau ceritaku, yang tau rumitnya urusan hatiku beberapa waktu lalu, pasti akan berkomentar seperti itu.
Aku dengan sadar, aku dengan bahagia memilih dia.
Setelah hampir 2 bulan lebih, hati dan kepalaku pusing memikirkan 2 orang yang memintaku untuk menjadi pendampingnya, pada akhirnya aku memilih dia. Dia yang sama sekali tak ada dalam list pilihan.
2 bulan galau
2 bulan seperti orang gila
2 bulan punya beban hati yang amat berat
2 bulan tidur tak nyenyak
2 bulan serasa orang yang mendua
dan aku lelah dengan keadaan yang makin membuatku gila karena harus memilih seseorang dari 2 calon yang bahkan salah satunya pun tak ada yang benar-benar aku inginkan di hatiku.
pada puncak lelahnya, aku pun berucap, "kalo saja ada pilihan ketiga, aku akn memilih yang ketiga. tak peduli itu apa"
begitu pun dengan doaku yang mulai putus asa,
aku meminta untuk diyakinkan bahwa 2 orang itu memang bukan untukku, dan meminta untuk dipertemukan dengan yang lain.
dan aku, bertemu denganmu.
Orang yang "dianggap" memiliki cacat paling banyak diantara pilihan-pilihan yang ada dihadapanku.
Entah karena doaku, entah karena memang sudah jalannya
Orangtuaku yang saat kuajukan 2 orang sebelumnya selalu berkata untuk memilih yang terbaik, begitu adanya kamu, mereka langsung memberikan jalan, mereka langsung mengiyakan, mereka langsung mendukung.
Jalan ke arahmu, sangat dimudahkan.
Dan entah karena apa, aku memilihmu tanpaa sedikit keraguan.
Tak sedikitpun ragu ataupun galau seperti 2 orang yang sebelumnya.
1 hari
2 hari
3 hari
sampai kini sudah hampir 2 bulan
aku mulai mengenal karakternya, sifatnya, sikapnya, dan hatinya
sepertinya memang baru sebentar
tapi banyak hal yang sudah kita lalui bersama.
bahagia?
iya aku bahagia denganmu.
bagaimana dengan masalah?
tak ada hubungan yang tek memiliki masalah.
Ada beberapa titik berat yang menjadi beban di hubungan ini
1. Aku yang ingin segera menghalalkan hubungan kita, dan kamu yang masih meminta waktu, masih memintaku untuk bersabar.
Aku berusaha untuk meredam ego dan ambisiku untuk segera menikah.
Aku berusaha untuk mengerti apa yang jadi beban pikiranmu.
Aku berusaha untuk dewasa menyikapi perbedaan keinginan kita ini.
Perlahan, aku hanya bisa meyakinkanmu secara perlahan. Aku tak bisa memaksamu.
Aku tau menikah itu tak semudah membalikkan tangan, perlu ini dan itu.
Tapi percayalah, aku hanya ingin yang sederhana. aku tak ingin yang berlebihan.
2. Seseorang dari masa lalumu, yang sms ataupun bbmnya masih selalu ada menghiasi handphone mu.
Meskipun tak pernah kamu ceritakan, aku tau, "seseorang" ini masih selalu ada, masih selalu muncul, masih selalu menghubungiku.
Aku tau, semuanya tergantung kamu.
Selama kamu tak menanggapi, takkan jadi masalah.
Dan aku percaya kamu.
Tapi walau bagaimanapun, itu tetap mengganggu pikiranku.
Aku berusaha untuk bersikap dewasa, untuk tak mebesar-besarkan sesuatu yang sebenarnya bukan sesuatu yang penting.
Aku berusaha meredam kalut yang ada di hati dan pikiranku.
Aku emosi, aku marah, aku tak bisa berpikir dengan baik saat tau "seseorang" itu masi ada di inbox hapemu.
Tapi aku bisa apa?
Aku serasa tak punya hak untuk melarang.
Aku hanya bisa memendam, aku hanya bisa menyimpan segala sesak yang aku rasa.
Kamu, pilihanku.
Saat egoku berkata aku ingin segera menjadi milikmu yang sah,
Ketahuilah, itu karena aku ingin merasa tenang dengan hubungan kita.
Aku ingin, menunjukkan pada "seseorang" itu bahwa kamu sudah memilihku.
Aku ingin mengatakan padanya, bahwa "ini lho, sudah tak ada celah lagi buat dia mengganggu"
Kamu, pilihanku.
Pahami sedikit hatiku.
Aku lelah dengan hubungan yang seperti abg-abg
Aku takut, aku trauma kalau-kalau ini takkan berujung bahagia
Aku takut, diperjalanan yang lama itu akan semakin banyak maslah yang menggoda
Aku takut, kehilanganmu seperti aku kehilangan setahun yang lalu.
Kamu, pilihanku.
Percaya padaku
dan, Menikahlah denganku
Sudah hampir setahun pasca insiden
Setahun yang lalu, aku masih berusaha untuk meyakinkan dia yang namanya tak boleh disebut.
Tapi hari ini,
Aku berusaha meyakinkan seseorang yg lain
Seseorang yang dengannya aku merasa tenang
Seseorang yang dengannya aku merasa nyaman
Seseorang yang dengannya aku merasa segala sesuatunya jadi mudah
Seseorang yang dengannya aku merasa istimewa
Seseorang yang dengannya aku merasa dilindungi
Iya dia sangat istimewa
Bagaimana aku sampai menemukan seseorang seperti dia ini?
(mungkin) orang yang melihat, orang yang tahu, orang yang mengenalku pasti akan berkomentar seperti ini, "Kok dia? Kayak gak ada pilihan lain. Padahal yg disekelilingmu kan banyak? Kenapa harus dia? Dia seseorang yang punya nilai minus dibanding yang lain."
Tidak hanya mungkin, tapi pasti.
Pasti orang-orang yang tau ceritaku, yang tau rumitnya urusan hatiku beberapa waktu lalu, pasti akan berkomentar seperti itu.
Aku dengan sadar, aku dengan bahagia memilih dia.
Setelah hampir 2 bulan lebih, hati dan kepalaku pusing memikirkan 2 orang yang memintaku untuk menjadi pendampingnya, pada akhirnya aku memilih dia. Dia yang sama sekali tak ada dalam list pilihan.
2 bulan galau
2 bulan seperti orang gila
2 bulan punya beban hati yang amat berat
2 bulan tidur tak nyenyak
2 bulan serasa orang yang mendua
dan aku lelah dengan keadaan yang makin membuatku gila karena harus memilih seseorang dari 2 calon yang bahkan salah satunya pun tak ada yang benar-benar aku inginkan di hatiku.
pada puncak lelahnya, aku pun berucap, "kalo saja ada pilihan ketiga, aku akn memilih yang ketiga. tak peduli itu apa"
begitu pun dengan doaku yang mulai putus asa,
aku meminta untuk diyakinkan bahwa 2 orang itu memang bukan untukku, dan meminta untuk dipertemukan dengan yang lain.
dan aku, bertemu denganmu.
Orang yang "dianggap" memiliki cacat paling banyak diantara pilihan-pilihan yang ada dihadapanku.
Entah karena doaku, entah karena memang sudah jalannya
Orangtuaku yang saat kuajukan 2 orang sebelumnya selalu berkata untuk memilih yang terbaik, begitu adanya kamu, mereka langsung memberikan jalan, mereka langsung mengiyakan, mereka langsung mendukung.
Jalan ke arahmu, sangat dimudahkan.
Dan entah karena apa, aku memilihmu tanpaa sedikit keraguan.
Tak sedikitpun ragu ataupun galau seperti 2 orang yang sebelumnya.
1 hari
2 hari
3 hari
sampai kini sudah hampir 2 bulan
aku mulai mengenal karakternya, sifatnya, sikapnya, dan hatinya
sepertinya memang baru sebentar
tapi banyak hal yang sudah kita lalui bersama.
bahagia?
iya aku bahagia denganmu.
bagaimana dengan masalah?
tak ada hubungan yang tek memiliki masalah.
Ada beberapa titik berat yang menjadi beban di hubungan ini
1. Aku yang ingin segera menghalalkan hubungan kita, dan kamu yang masih meminta waktu, masih memintaku untuk bersabar.
Aku berusaha untuk meredam ego dan ambisiku untuk segera menikah.
Aku berusaha untuk mengerti apa yang jadi beban pikiranmu.
Aku berusaha untuk dewasa menyikapi perbedaan keinginan kita ini.
Perlahan, aku hanya bisa meyakinkanmu secara perlahan. Aku tak bisa memaksamu.
Aku tau menikah itu tak semudah membalikkan tangan, perlu ini dan itu.
Tapi percayalah, aku hanya ingin yang sederhana. aku tak ingin yang berlebihan.
2. Seseorang dari masa lalumu, yang sms ataupun bbmnya masih selalu ada menghiasi handphone mu.
Meskipun tak pernah kamu ceritakan, aku tau, "seseorang" ini masih selalu ada, masih selalu muncul, masih selalu menghubungiku.
Aku tau, semuanya tergantung kamu.
Selama kamu tak menanggapi, takkan jadi masalah.
Dan aku percaya kamu.
Tapi walau bagaimanapun, itu tetap mengganggu pikiranku.
Aku berusaha untuk bersikap dewasa, untuk tak mebesar-besarkan sesuatu yang sebenarnya bukan sesuatu yang penting.
Aku berusaha meredam kalut yang ada di hati dan pikiranku.
Aku emosi, aku marah, aku tak bisa berpikir dengan baik saat tau "seseorang" itu masi ada di inbox hapemu.
Tapi aku bisa apa?
Aku serasa tak punya hak untuk melarang.
Aku hanya bisa memendam, aku hanya bisa menyimpan segala sesak yang aku rasa.
Kamu, pilihanku.
Saat egoku berkata aku ingin segera menjadi milikmu yang sah,
Ketahuilah, itu karena aku ingin merasa tenang dengan hubungan kita.
Aku ingin, menunjukkan pada "seseorang" itu bahwa kamu sudah memilihku.
Aku ingin mengatakan padanya, bahwa "ini lho, sudah tak ada celah lagi buat dia mengganggu"
Kamu, pilihanku.
Pahami sedikit hatiku.
Aku lelah dengan hubungan yang seperti abg-abg
Aku takut, aku trauma kalau-kalau ini takkan berujung bahagia
Aku takut, diperjalanan yang lama itu akan semakin banyak maslah yang menggoda
Aku takut, kehilanganmu seperti aku kehilangan setahun yang lalu.
Kamu, pilihanku.
Percaya padaku
dan, Menikahlah denganku