Ikut merasakan kebahagiaan sekaligus memendam kepedihan, sering dirasakan saat kita menerima undangan pernikahan teman atau kerabatnya. Sebagai gadis, tentu kita juga sangat merindukan saat bisa bersanding dengan pangeran idaman. Kapan ya giliranku? Itulah sebuah pertanyaan klise yang selalu terngiang dalam benak kita.
Sabar dalam Penantian
Merindukan pendamping hidup adalah fitrah setiap insan. Wanita, sebagai makhluk Allah yang cenderung ingin diayomi atau dilindungi, tentu sangat merindukan kehadiran seorang pelindung dalam hidupnya. Seorang suami yang menyayanginya, tempat ia bermanja, mau mendengar dan mengerti kegelisahannya, serta tempat ia mencurahkan cinta dan kasih sayang.
Saat-saat menanti adalah ujian bagi seorang gadis. Sebagai bunga yang sedang mekar, tak jarang dihampiri oleh kumbang-kumbang yang menggoda. Sayang, kebanyakan kumbang-kumbang itu sekedar ingin menggoda. Ada pula yang sekedar ingin menghisap madunya tanpa mau bertanggung jawab. Na’udzubillah!
Begitulah fakta di masa ini. Fitnah syahwat diumbar di mana-mana, sehingga banyak wanita kehilangan kehormatannya. Karena itu, setiap gadis muslimah harus pandai-pandai menjaga diri. Jangan tertipu dengan keindahan semu yang sering ditawarkan televisi lewat kontes-kontesan dan pamer aurat.
Lalu, apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh seorang gadis muslimah dalam masa penantian ini?
- Memperbanyak amal ibadah
Seorang gadis muslimah dalam masa penantian ini hendaknya berusaha semakin mendekatkan diri kepada Allah. Pendekatan diri kepada Allah dengan memperbanyak amal ibadah, khususnya ibadah sunnah bisa menjadi perisai diri dari berbagai godaan yang menghadang.
Memperbanyak puasa sunnah, juga bagus dilakukan, karena ibadah ini memang direkomendasikan oleh Rasulullah untuk para pemuda yang belum menikah, agar mereka bisa menahan gejolak syahwatnya.
- Doa dan tawakkal
Rezeki, maut dan jodoh manusia sudah diatur oleh Allah dan Dia Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya. Yang bisa kita lakukan adalah berikhtiar dan berdoa, kemudian bertawakkal kepada Allah.
Allah berfirman, “Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan doamu.” Hanya kepada Allah kita berserah diri, dan hanya kepada-Nya kita mohon pertolongan. Jangan sungkan-sungkan untuk berdoa pada-Nya. Berdoalah agar segera dikaruniai jodoh yang salih, yang baik agamanya, dan bisa membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ada baiknya jika doa tersebut dilakukan pada waktu-waktu yang mustajab, misalnya pada sepertiga malam terakhir.
Setelah banyak berdoa, maka bertawakkal dan bersabarlah. Yakinlah Allah akan memberikan yang terbaik. Bukankah Dia akan mengikuti persangkaan hamba-Nya? Karena itu jangan pernah berprasangka buruk terhadap Allah. Percayalah, pertolongan Allah pasti akan datang, dari arah yang tak terkirakan.
- Mempersiapkan diri, membekali diri dengan ilmu
Seorang gadis sejak jauh-jauh hari harus mempersiapkan dirinya agar bisa menjadi istri sekaligus ibu yang baik bagi anak-anaknya kelak. Bagaimana cara mempersiapkan diri?
Pertama, bekali diri dengan ilmu, khususnya ilmu agama, terutama yang berkaitan dengan kerumahtanggaan. Telah banyak buku bacaan yang memuat masalah ini, hanya saja pilihlah bacaan yang sumbernya jelas dan sahih. Pahamilah apa saja hak dan kewajiban suami istri, serta pelajarilah bagaimana seorang istri harus bersikap di hadapan suaminya.
Kedua, bekali diri dengan ketrampilan berumah tangga. Seorang suami tentu akan senang bila istrinya terampil dan cekatan. Bisa menata rumah, membelanjakan harta dengan hemat, serta pandai mengolah masakan. Lebih baik lagi bila seorang istri memiliki ketrampilan yang produktif, misalnya menjahit, membuat kue, menulis, dan sebagainya sehingga bisa membantu suami mencari nafkah tanpa harus meninggalkan rumah.
Ketiga, persiapkan diri menjadi istri salihah dan sebaik-baik perhiasan bagi suami. Jangan lupa untuk merawat diri agar selalu tampil cantik dan segar. Tapi ingat, kecantikan itu tidak untuk diumbar sembarangan. Persembahkan hanya untuk suami tercinta kelak.
Menawarkan Diri, Mengapa Tidak?
Selain menanti, sebenarnya ada alternatif lain yang bisa dilakukan seorang wanita. Yaitu menawarkan diri pada laki-laki yang salih untuk dia nikahi. Ummul Mukminin Khadijah telah memberikan contoh dalam hal ini.
Sikap menawarkan diri menunjukkan ketinggian akhlak dan kesungguhan untuk menyucikan diri. Insyaallah, jika sikap menawarkan diri ini dilakukan dengan ketinggian sopan santun, tidak akan menimbulkan akibat kecuali yang maslahat. Seorang laki-laki salih yang berilmu tentu akan sangat menghormati wanita seperti ini. Ia akan menaruh hormat, setia dan penuh kasih sayang jika menerima tawaran wanita salihah untuk menikahi. Kalau terhalang untuk menerima tawaran, insyaallah pada diri laki-laki akan tumbuh rasa hormat, segan dan respek terhadapnya. Sungguh, pilihan ini sama sekali tidak akan menghinakan wanita.
Kepada Para Ikhwan
Bagi para ikhwan, ketahuilah, sesungguhnya telah banyak akhwat yang siap. Mereka menunggu pinanganmu. Mereka menunggu keberanianmu. Tunggu apalagi jika engkau pun sudah siap menikah dan merindukan seorang istri?
Ayolah, jangan ikhlaskan bila wanita-wanita salihah itu justru dinikahkan dengan laki-laki yang tidak baik agamanya. Ingatlah bahwa Allah akan menolong seorang pemuda yang berniat menikah demi menyelamatkan agamanya. Karena itu, bersegeralah mencari pendamping yang bisa membantumu bertakwa kepada Allah